Bulan Desember tahun 2015,
kami bertemu dan ngobrol kecil tentang sebuah gagasan, bahwa kami
sekedar ingin menyanyi dengan “lebih serius”, hanya itu....
Ide sederhana itu berubah menjadi “menggila” ketika masing-masing
dengan antusias mengemukakan sumbang sarannya. Kami, Ari Darmawan,
Devi Permanasari, Rizka Moeslichan, Dian Permatasari dan Agam Hamzah,
sepakat akan membawakan lagu-lagu karya
Gatot Soenjoto. Ide menjadi
semakin liar, terlebih, ketika juga dari lokasi terpisah, Dinda
Puspitasari di Bandung dan Deva Gatot Permana di Sydney menyambut
baik maksud kami.
Lagu-lagu cantik yang sempat dikumpulkan beberapa tahun lalu dari
lemari arsip pribadinya. Akhirnya kami memilih 4 dari sekian lagu
itu dan 1 lagu yang pasti juga tak kalah cantik, karya Ismail
Marzuki, kami pilih agar jumlah lagunya pas jadi lima.
Kami ber-7 pun berkolaborasi, saling melengkapi sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki. Hingga akhirnya kami pun tak menyangka
ketika mendengar buah dari pemikiran kami, Mendengarnya, membuat
lupa akan sebuah realita bahwa kelima lagu ini sebenarnya telah
diciptakan sekian puluh tahun yang lalu.
Meski sempat terbersit ragu, tapi kami pupus dengan keyakinan,
Bismillah, atas ridhoNYA, dengan niat baik, Tuhan akan memberkati
kami. Sampai juga akhirnya di penghujung tahun ini... Desember
2016. Tak terasa, perlahan tapi pasti, Tuhan menggiring kami kepada
waktu yang tepat, nama bulan dimana mini album ini rampung sesuai
dengan salah satu judul lagu yang kami bawakan, AKHIR DESEMBER.
Setelah setahun berselang, GLAZZ pun lahir. Akhirnya kami melahirkan
karya, yang dipersembahkan melalui sebuah kesederhanaan yang kami
kayakan dengan senyum....